Fakta Seorang Ibu yang Tak Pernah Pamrih

Sebelum kamu akan menyesali semuanya rubahlah sikap terhadap Ibu mu. 
Twintulipware.img
Image: pixabay.com

Dewasa ini dengan pesatnya perkembangan Ilmu dan Teknologi yang sangat cepat dirasakan baik kita sadari ataupun tidak semua harus kita ikuti.

Semakin bertambahnya usia dunia ini semakin pula memberikan perubahan dinamis kepada para penghuninya, termasuk kepada kita sebagai manusia.
Beberapa alat-alat komunikasi yang dulu dianggap canggih pada perkembangannya akan selalu digantikan oleh yang lebih baru dan lebih canggih.

Seperti saya dan mungkin sahabat Twintulipware semuanya tidak pernah lepas dengan kebiasaan menggunakan media-media sosial yang serba digital yang sangat populer dewasa ini seperti; Instagram, Facebook, whatsapp, twitter, Linkdlin, Pinterst dan disqus serta lainnya.

Baca Juga: 8 Fakta Perbedaan Wanita dan Pria
Bukan hanya medsos tersebut mempunyai manfaat yang positif akan tetapi seringkali hal tersebut memberikan dampak yang kurang baik pula bagi kita sebagai pengguna. Acapkali kita terlupa dengan kegiatan-kegiatan utama yang seharusnya lebih didahulukan dan diprioritaskan daripada hal-hal tersebut di atas oleh kita, tanpa sadar hal utama dijadikan nomor ke sekian untuk dilakukan, astagfirulloh. Bahkan diantara kalian ada yang melupakan orang tua Anda yang sudah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita sebagai anaknya tanpa pamrih.

Hadeuh apakah hal ini sudah terjadi pada kalian semua?

"Ibu tidak kau mendengar penyesalanku andai kau masih hadir dihadapanku, bercanda seperti dulu, teringat pelukanmu menghangatkan dan menenangkan hatiku ketika aku kedinginan saat aku kehilangan arah dalam kegelapan. Kelembutan rasa yang membalut ucapan mu dapat mendewasakan ku, tak kuasa ku menangis namun tak berguna, berharap hanya mimpi, oh Ibu maafkanlah aku yang telah melupakan segala kebaikan mu hanya do'a yang dapat ku berikan sebagai anak mu yang sudah melupakan mu" (danoes)

Sebelum melanjutkan membaca artikel ini ijinkanlah penulis untuk mendo'a kan untuk almarhum Ibu saya dan juga umumnya untuk Ibu sahabat Twintulipware yang masih ada, untuk lebih menyayanginya, memperhatikan dan menghormatinya serta untuk Ibu sahabat yang sudah almarhum semoga amal ibadah serta iman dan islamnya diterima Allah Subhanahu wa ta'ala aamiin.


Baca Juga: Miris Do'a Istri Terkabul, Suami Jadi Bangkrut
Mari kita mulai ceritanya dari sekarang dan simak serta renungkanlah wahai sahabat Twintulipware.

Sebut saja namanya "Denok" anak ini selalu menggenggam handheld yang didapat dari Ibunya. Kalau tidak chat sama gebetan atau casciscus di Wa Grup dan Update status di Fb. Komen ngetwiit wess jagonyalah gak ada sing lawan.

Kewajiban utama sebagai pemeluk agama yang seharusnya diutamakan bablas, waktu lewat begitu saja dari hari ke hari. Diajak ngobrol oleh orang tua menjawab tapi mata dan tangan tertuju ke Hp nya. Kayanya guweh bangeut nih hahaha.

Disaat si denok asik dengn Hpnya tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi pesan dari hp pabrikan kreo yang Denok pegang, sambil memincingkan mata kirinya dia abaikan notifikasi tersebut.

Disela dia selesai casciscus dengan teman dunia khayalnya kurang lebih 3 minggu kemudian barulah dia membuka notifikasi pesan tersebut kira-kira seperti isinya;

"Assalamualaikum.

Ini pertama kali Ibu mencoba menggunakan WA, mata Ibu dan tangan ibu tidak terbiasa dengan telepon gengam ini. Setiap kali Ibu hubungi kamu nomor kamu selalu sibuk dan jarang pernah kamu angkat,  akhirnya Ibu putuskan kirim pesan ini melalui WA kepada kamu.

Seperti yang kamu ketahui dari dulu Ibu tidak bisa dan terbiasa menggunakan telepon gengam, dan inipun dibantu oleh murid ngaji Ibu di mushola yang iklas memberikan waktunya untuk menuliskan kata-kata yang Ibu ucapkan.

Masih ingatkah kamu denok saat pertama kali minta dibelikan handphone? Ketika itu kamu kelas 5 Sekolah dasar. Alasannya karena teman-teman denok semuanya dibelikan oleh orang tuanya handphone. Maka Ibu belikan juga untuk kamu, menggunakan uang tabungan Ibu dari hasil menjual nasi kuning. Dengan tujuan setiap kamu ada masalah ataupun pengalaman baru saat berada di sekolah, kamu akan ceritakan semuanya pada Ibu.

Baca Juga: Seputar Bisnis Twintulipware
Namun sampai pesan ini dikirimkan Ibu masih tidak mengerti mengapa kamu hanya menelepon Ibu mu sebulan sekali. 
Itupun ketika kamu lakukan saat memberikan kabar ketika persedian uang jajan dan uang pulsa serta uang sekolah mu habis. Ketika kamu kecil dulu, Ibu masih ingat pertama kali kamu menangis saat lapar dan haus, dan kamu tertawa lucu menggemaskan Ibu mu selalu ada untuk mu denok. Dan masih selalu teringat ketika kamu ngemong dan memanggil-manggil Ibu. Kenangan itu sangat sulit untuk Ibu lupakan hingga kini dan saat itu Ibu merasa bangga dengan kehadiran mu.

Ibu sadar bahwa hal itu tidak mungkin kamu ingat lagi, tetapi percayalah Ibu senang dapat bercengkrama sama kamu denok, walaupun kamu saat itu tidak ingat dan tidak mengerti apa-apa yang Ibu ucapkan diusia balita dulu. Ketika itu Ibu bicara banyak sekali dengan kamu denok, Kamulah penghibur Ibu di saat sedih dan senang, meskipun hanya dengan tawamu.


Saat kamu masuk Sekolah Tingkat Pertama Ibu selalu  mengingat ketika kamu bercerita dengan Ibu setiap pergi dan pulang sekolah, semua hal kamu ceritakan pada Ibu.Cerita bapak Guru yang baik, ketika dikantin bersama, teman-teman mu. Hal tersebut memberikan tenaga ekstra kepada Ibu sehingga semangat untuk mencari uang semakin tinggi, selain menjual nasi kuning Ibu menggunakan keahlian Ibu menjahit baju berdasarkan pesanan, berharap mendapat uang lebih untuk biaya sekolah kamu denok.
Sungguh kamu menggemaskan  sekali dan sangat lucu Ibu mana yang tidak bahagia ketika anaknya rajin untuk menuntut ilmu belajar di sekolah. 

Ketika kamu masuk SMU, kamu mulai punya kawan-kawan baru. Setibanya dari sekolah, denok langsung masuk dan menutup pintu kamar, ketika terasa perut kamu lapar barulah kamu keluar dari kamar. Ketika datang kawan-kawan mu kerumah hanya menjemput mu untuk pergi bersama mereka. Denok sekarang kamu mulai jarang bercerita dengan Ibu mu.
Ibu bersyukur dengan kepintaran kepandaian mu sehingga kamu diterima di Sekolah Tinggi Ikatan Dinas milik Pemerintah, senang dan sedih bercampur dalam benak hati Ibu mu. Kamu harus tinggal di Asrama yang sangat jauh terpisah dengan jarak. 

Untuk dapat bertemu dengan mu setahun hanya sekali itupun disaat liburan sekolah. Ibu paham naluri sebagai remaja yang kamu alami, karena Ibu pun pernah muda. Akhirnya Ibu  mengetahui ternyata kamu menyukai seorang Pria. Setelah menjadi mahasiswa sifat dan sikap mu tidak berbeda sama sekali seperti ketika masih di SMU, tidak pernah menghubungi Ibu mu. Saat ada waktu bertemu dengan Ibu ketika liburan kuliah, kamu sibuk dengan HP, Notebook, internet dan dengan segala kegiatan mu.

Kadang Ibu berfikir sendiri dalam benak hati.

Apakah kawan-kawan istimewa mu itu lebih penting dari pada Ibu mu wahai Denok?
Apakah Ibu mu sangat membosankan bagi mu? 

Pada akhirnya, kamu tidak pernah menghubungi dan berbicara dengan Ibu lagi. Kalau pun bicara saat bersua di hari Raya dan saat liburan, ditelepon oleh Ibu nada sibuk dan tidak pernah lagi melihat ke nama yang kamu save di Hp mu atau entah kamu rubah nama kontak Ibu menjadi apa sehingga tak pernah kamu angkat ketika Ibu menelepon mu.  Ketika dapat dihubungi pun, Ibu hanya mengingatkan untuk selalu menerima dan menjawab telepon dari Ibu dan kamu berbalik marah.
Saat ini, sebenarnya Ibu mu sangat rindu sekali pada kamu denok. Ibu tidak akan memarahi mu atau mengungkap dan mengungkit perubahan-perubahan sikap mu di masa lalu. Ibu sekarang merasa sudah terlalu tua dan mulai udzur. Tenaga dan kekuatan Ibu sudah tidak seperti dulu lagi saat ini pun tidak akan minta apapun dari mu anak ku Ibu hanya ingin waktu yang tersisa ini kamu berada disamping Ibu.

Ingin sekali mendengar cerita tentang kehidupan kamu, mencurahkan dan meluapkan apa saja yang terpendam di dalam hati kamu menangis dan mengadu pada Ibu. Bercerita pada Ibu seperti saat kamu kecil dulu apapun itu akan Ibu dengarkan Anak ku dan maafkan Ibu mu yang telah mengganggu waktu mu untuk mmbaca pesan ini yang mungkin baru kamu baca. 


Tapi Ibu hanya berharap kepadamu jangan pernah kamu meninggalkan shalat, perkuat Iman mu dan bersihkan hatimu dari segala kebencian terhadap Ibu mu nak. Meskipun kamu tidak punya waktu untuk berbicara dengan Ibu mu tapi sempatkanlah selalu untuk mengadu kepada Tuhan mu nak. Jangan pernah mencintai sesorang melebihi cinta mu kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Biarlah kamu melupakan dan membenci Ibu mu karena tidak seperti Ibu-ibu yang lain yang memiliki harta serta mampu, tapi permintaan Ibu janganlah kamu melupakan-Nya karena Allah selalu ada dan mengawasi kita.

Wasalam dari Ibu mu di kampung yang saat ini hanya sendiri tidak ada seorang pun yang menemani Ibu dan maafkan Ibu atas segalanya.”

Denok pun menangis serta meneteskan air mata dengan tersayat sekali hatinya sambil terisak tak henti-hentinya. Ketika dia sadar 3 minggu notifikasi pesan WA dari Ibunya baru dia baca, setelah Ibunya meninggalkan denok selama-lamanya tanpa dipertemukan lagi dengannya. 
Sahabat Twintulipware bagaimana apakah kabar kedua orang tua kalian, semuanya sehat? 
Kunjungilah, sayangi hormatilah dan tempatkanlah Ibu mu sebagai perantara cinta kepada Allah dengan sikap terbaik mu, taat sopan dan cintailah dia sebagai Ibu yang telah melahirkan mu dan membesarkan mu tanpa harap pamrih sedikit pun, dari semua yang telah kamu terima darinya sejak kamu bayi hingga kamu berkeluarga kini.
Demikianlah cerita ini di publikasikan sebagai renungan bagi penulis khususnya dan bagi sahabat Twintulipware umumnya yang baik hati, untuk itu ikuti dan bagikan serta sampaikanlah kata-kata mutiara untuk Ibu kalian dari dalam hati sahabat pada kolom komentar yang tersedia.
Wasalam.
Danoes

Sumber Link yang menginspirasi dari;

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=769121356462224&id=172662942774738&ref=content_filter


0 komentar

Post a Comment